Business and Accounting Study

Faktor uncertainty menyebabkan investasi yang dilakukan investor menghadapi risiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan saja. Dia harus mau untuk melakukan diversifikasi (penganekaragaman investasi) dengan tujuan meminimalisasi risiko, hal tersbut yang dinamakan PORTOFOLIO.

Teori Portofolio diperkenalkan oleh Markowitz, (1952) yang didasarkan pada expected return dan risk dari portofolio yang secara implisit menganggap investor mempunyai fungsi utilitas yang sama. Arrozy dan Jogiyanto (2001) membuktikan bahwa tiap-tiap investor memiliki fungsi utilitas yang berbeda. Jika preferensi investor terhadap portofolio berbeda karena investor mempunyai fungsi utilitas yang berbeda, portofolio yang optimal untuk masing-masing investor akan berbeda. Dalam model Markowitz hal ini tidak dipertimbangkan, karena fokusnya terletak pada nilai portofolio dengan resiko nilai terkecil untuk expected return tertentu. Tetapi preferensi investor berbeda-beda. Preferensi diartikan sebagai pilihan dan pengambilan keputusan yang mempunyai esensi rasional dengan perilaku maksud tertentu (Paul Slovic, 1995). Investor yang risk averse akan memilih sesuai tanggapan model Markowitz, sedangkan investor yang risk seeker akan memilih resiko yang tinggi dengan implikasi akan mendapatkan return yang tinggi pula. Pemilihan portofolio sesuai dengan preferensi investor merupakan portofolio yang efisien yang masih berada di efficient set. Investor akan memilih investasi-investasi berdasarkan return yang diharapkan pada tingkat yang maksimal/tinggi. Investor yang satu dengan investor yang lain mungkin mempunyai fungsi utilitas yang berbeda, dan karenanya bisa memilih kesempatan informasi yang berbeda ataukah sama. Tingkat utilitas investor akan berbeda satu sama lain pada tingkat resiko yang sama, tetapi investor akan lebih menyukai untuk memilih tingkat utilitas pada return yang lebih tinggi. Hal tersebut menunjukan preferensi resiko bagi investor (Husnan, 1990).